Hari 1
Pelantikan
Pramuka Penggalang SMP Labsky pertama dalam sejarah diselenggarakan. Ini
dimulai pasca-Sportive Labs, Kamis, 19 Desember 2013. Pascasalat Zhuhur,
seluruh siswa dikumpulkan di lapangan konblok untuk melaksanakan apel pelepasan
pelantikan dan apel penutupan Sportive Labs.
Sekitar pukul 13.30, kami su berangkat. Kami dibagi menjadi 7 tronton. Perjalanan cukup
panjang hingga lebih dari 2 jam untuk sampai di Taman Wisata
Alam Gunung Pancar.
Tenda-tenda semakin dekat dan
kami pun sampai di lokasi kegiatan. Seluruh ‘pasukan’ turun dari tronton dan
berkumpul di suatu lapangan yang luas berdasarkan ekstrakurikuler
masing-masing—Pramuka, Paskibra, dan KIR, membentuk barisan angkare. Di
tengah-tengah telah berada ketua panitia pelantikan, Bapak Kuncoro W., juga
guru Agama Islam kelas 8 dan 9. Beliau memberikan beberapa patah kata sambutan,
namun bukan basa-basi, karena yang dikatakannya adalah hal-hal yang penting.
Oleh karena lokasi kegiatan kami berhubungan langsung dan sangat berdekatan
dengan alam dengan hutan lebat disertai pohon pinus yang menjulang tinggi, kami
diminta untuk berhati-hati dan jangan sembarang berkata kasar.
Selanjutnya, Pak Kun membacakan
pembagian tenda tempat kami istirahat. Tenda anggota Pramuka dan KIR agak
dijauhkan dengan tenda anggota Paskibra, karena memang medan kemiringannya
hanya memungkinkan seperti itu. Setiap tenda berisi antara 4-5 orang. Kami
bergegas mengambil tas dan barang bawaan dan bergerak ke tenda masing-masing.
Setealh itu, karena waktu sekarang sudah menunjukkan sekitar pukul 16.30 WIB,
sedangkan kami belum salat Ashar, maka setelah meletakkan barang bawaan di
tenda, semua anggota dan panitia pelantikan langsung menuju aula untuk
melaksanakan salat Ashar berjemaah.
Anggota ekskul Paskibra pada
kegiatan pelantikan ini lebih mendapat perhatian karena ekskul Paskibra sebagai
satu-satunya ekskul di sini yang menerapkan sistem senioritas dan mempunyai
senior. Yang berperan sebagai senior Paskibra saat ini adalah Penerus
6—angkatan 6 SkyPask, yang mempunyai junior yang sementara bernama Calon
Penerus 7. Setiap gerakan dan kegiatan Capas 7 berada dalam perintah Penerus 6.
Capas 7 selalu diperintahkan untuk bergerak cepat.
Begitu juga saat kami hendak salat
Ashar. Pada saat anggota Pramuka dan KIR baru selesai mengambil air wudhu,
mereka sudah duduk rapi di aula. Namun, ada kejanggalan dengan posisi duduk
mereka. Mereka duduk berhadapan antara putra dan putri. Wow! Ternyata kami
belum mengetahui arah kiblat di lokasi tersebut, khususnya peserta pelantikan
dan guru pendamping yang baru datang hari ini—diperkirakan Pak Kun telah tahu
arah kiblatnya karena beliau sudah berada di lokasi sejak hari sebelumnya.
Sebuah keberuntungan bahwa
anggota Pramuka diperintahkan membawa kompas untuk kegiatan ini—untuk kegiatan
tertentu, sehingga kami dapat mengetahui arah. Namun, yang menjadi masalah saat
itu adalah belum tentu anggota Pramuka membawa kompasnya—berada di dalam tas.
Yoy, untung saya tetap mengantungi kompas saya di saku celana, dan ketika salah
satu anggota Paskibra menanyakan adanya kompas kepada Pramuka, saya langsung
mengajukan diri. Tanpa perlu waktu lama, kiblat telah diketahui, dan kami dapat
melaksanakan salat Ashar berjemaah dengan damai.
Zikir dan doa setelah salat
dipimpin oleh Fadhlan, sang Koordinator Rohani Islam OSIS Laskra, lalu
dilanjutkan dengan briefing dari Pak Ucok dan lain-lain mengenai kegiatan tiga
hari ini. Setelah itu, kami dibubarkan dan ditunggu di aula pada waktu salat
Maghrib.
Singkat saja, waktu Maghrib
sudah hampir masuk. Peserta pelantikan dan warga di sana sudah mulai mengambil
air wudhu’ dan menuju ke aula untuk persiapan salat Maghrib. Adzan lalu
dikumandangkan oleh seorang siswa, dilanjutkan dengan iqamah, dan salat pun
akan segera dimulai.
Setelah salat Maghrib,
dilanjutkan dengan tausiyah dari pelatih dan guru, lalu tibalah waktunya makan
malam. Ternyata, makan malam telah siap, berupa tumpukan nasi kotak, yang akan
dibagikan kepada sekitar 180 peserta pelantikan ini. Makan malam dikomandoi
oleh para Penerus 6, dengan cara makan malam khas Paskibra, yang dimulai dengan
laporan, doa sebelum makan secara bersama-sama, lalu barulah kita memulai
makan. Kami diberi waktu 20 menit untuk menyelesaikan makanan kami. Sebersit
waktu yang cukup lama, mengingat biasanya dalam kegiatan kedisiplinan di SMP
Labsky, hanya diberi waktu tak lebih dari 10 menit untuk menghabiskan makanan.
Rata-rata kami dapat
menyelesaikan makanan tepat waktu, dan kegiatan makan malam pun berakhir dengan
damai. Mengingat sebentar lagi waktu Isya akan masuk, maka kami langsung
bersiap salat Isya. Yang sudah batal wudhu-nya, bersegera mengambil air wudhu
lagi. Tak lama kemudian, adzan dikumandangkan oleh salah satu siswa peserta
pelantikan. Setelah adzan selesai, kami terlebih dahulu mendirikan salat sunnah
qabliyah Isya 2 rakaat secara munfarid (iyalah). Kemudian, salat Isya berjemaah
dipimpin oleh Kak Gofur—pelatih Pramuka.
Pascasalat Isya,
masing-masing ekskul melakukan kegiatannya masing-masing. Kami ekskul Pramuka
hanya mendapat beberapa materi dari Kak Gofur. Malam itu tak banyak kegiatan
yang cukup sakral, karena setelah itu kami kembali ke tenda masing-masing, dan
bergerak menuju “Pulau Kapuk”.
Hari 2
Pagi hari, sekitar pukul 4, suasana TWA Gunung Pancar sudah mulai hidup kembali. Beberapa senior Paskibra telah mondar-mandir untuk perintah pembangunan. Kegiatan dimulai dengan melaksanakan salat
Shubuh berjemaah, dan dilanjutkan olahraga pagi bersama, dipimpin koordinator
dari Paskibra.
Setelah itu, masing-masing ekskul kembali beraktivitas
sendiri.
Anggota Pramuka diberi tahu oleh Kak Gofur untuk mempersiapkan alat masak, seperti kompor, dll, yang telah kami bawa dari rumah. Wah, kali ini kita akan memasak, sekaligus pengujian syarat kecakapan khusus (SKK) untuk mendapatkan tanda kecakapan khusus (TKK) Juru Masak. Seluruh pasukan kembali ke tenda masing-masing dan mengambil peralatan, lalu berkumpul lagi atas komando Kak Gofur. Kemudian kami diberi pengarahan sedikit, selanjutnya kami kerjakan sendiri, sedangkan Kak Gofur hanya memperhatikan dari jauh.
Anggota Pramuka diberi tahu oleh Kak Gofur untuk mempersiapkan alat masak, seperti kompor, dll, yang telah kami bawa dari rumah. Wah, kali ini kita akan memasak, sekaligus pengujian syarat kecakapan khusus (SKK) untuk mendapatkan tanda kecakapan khusus (TKK) Juru Masak. Seluruh pasukan kembali ke tenda masing-masing dan mengambil peralatan, lalu berkumpul lagi atas komando Kak Gofur. Kemudian kami diberi pengarahan sedikit, selanjutnya kami kerjakan sendiri, sedangkan Kak Gofur hanya memperhatikan dari jauh.
Aktivitas memasak dimulai dari
pembukaan kompor parafin, penyiapan panci, pengambilan air dari keran, dan
seterusnya, sampai akhirnya makan. Perlu diketahui bahwa kami memasak mi (kok
mudah yo?). Sesuai dengan selera masing-masing, mie instan tersebut bisa diberi
bumbu sesuai porsi selera. Walaupun masing-masing membawa kompor dan alat
sendiri, tetapi ini adalah pekerjaan regu. Maksudnya, setiap regu harus saling
membantu satu sama lain di dalam regu itu.
Waktu tetap berjalan, sampai
pada suatu kesempatan, ada suatu persitiwa agak mencengangkan (padahal tidak
juga menurut saya). Terdengar suatu suara dari lingkaran regu Serigala.
Terlihat Fadhlan sedang agak meringis kesakitan. Oh, ternyata Fadhlan memegang
panci yang tidak didesain dengan sempurna. Panci tersebut sama sekali tidak
dilapisi dengan sarung yang menjadi isolator panas (hubungannya dengan
pelajaran Sanis, bisa ditanyakan kepada anggota KIR). Sehingga, Fadhlan
berteriak kepanasan ketika memegang panci besi yang merupakan konduktor panas.
Saya melihatnya biasa saja, paling hanya mengucapkan kalimat tasbih atau
istighfar. Namun, ternyata kejadiannya agak menegangkan juga, alias tidak bisa
dianggap ringan (lihat buktinya di hari ketiga). Ya sudahlah, sementara Fadhlan
"asik" dengan lukanya, kami yang hampir menyelesaikan masakan kami bersiap untuk
membereskan alat-alat. Lalu, atas komando dari Kak Gofur melalui Kak Fattiah
(pembina perempuan, belum disebut dari tadi), kami diistirahatkan selama 15 menit,
lalu bersiap untuk sarapan.
Kami dibagikan
kaus lengan panjang oleh Kak Fattiah, pelatih putri kami. “Kalian saya beri
waktu 15 menit, ganti baju, lalu kumpul lagi di sini.”
Maka kami kembali ke tenda, ganti pakaian menjadi kaus
baru itu, dan berkumpul kembali untuk melakukan penjelajahan, dan sebagai
pengambilan SKK Penjelajah. Regu Mawar jalan pertama, dikomandoi oleh semafor
dari Kak Fattiah, lalu diikuti regu lainnya.
Penjelajahan hampir berjalan seharian, hingga menjelang
waktu zhuhur, dan karena itu hari Jumat, yang putra mesti menyiasati untuk
mandi dengan cepat untuk melaksanakan ibadah salat Jumat. Ibadah dilakukan di
aula B.
Setelah salat Jumat, Pramuka diarahkan untuk ke tempat
tersendiri, untuk latihan yel, yey! Jika mau tahu, yel kami sangat keren, heuheu, dengan arahan dari Kak Fattiah. Bagian
ini berlangsung hingga waktu ashar.
Kami salat Ashar di aula utama, dan setelah itu ada
materi dari Pak Ukim Komarudin, kepsek kami, hingga waktu maghrib. Tak
berpindah tempat, kami melaksanakan salat Maghrib, makan malam, hingga salat
Isya di aula.
Sebelumnya direncanakan bahwa akan ada acara api unggun,
namun karena cuaca tidak mendukung, acara ini dibatalkan. Lalu ekskul Pramuka
langsung masuk ke dalam tenda utama, untuk menyelesaikan SKU. Setelah semua SKU
penuh, Kak Gofur menyampaikan kata-kata persiapan penjelajahan malam. Beliau
cukup menyampaikannya deng horor,
sehingga kami sangat berhati-hati hingga dalam bernapas.
Hari 3
Pukul 3 pagi, “Seluruh
anggota Pramuka, dalam 3 hitungan berkumpul di lapangan!!!” Kak Gofur sedang
tegas. Kami pun buru-buru, dan singkat cerita kami melakukan penjelajahan malam
hingga melewati waktu shubuh. Namun kami masih sempat melakukan salat Shubuh
sebelum matahari terbit. Al-hamdu lillah.
Sudah hari terakhir,
kami mulai merapikan barang bawaan. Kemudian, sekitar pukul 7, disaksikan oleh
Pak Muliadi Tarigan, dilantiklah Penggalang Ramu pertama Pramuka SMP Labsky.
Kami dipakaikan kacu dengan gagah, dengan prosesi yang singkat. Selanjutnya
kami kembali menyiapkan yel untuk nanti ditampilkan di Labsky.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar